Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Sabtu, 31 Juli 2010

Otak dan Hati, Sugesti dan Sinergi


Otak, bagian lembek yang bagi sebagian orang terlihat menjijkan ini menduduki posisi sentral dalam kehidupan kita. Tanpa otak, sepertinya manusia tidak akan bisa hidup. Toh, yang ber-otak tapi tidak menggunakan otaknya dengan baik pun seringkali menyianyiakan waktu dalam hidupnya untuk hal-hal yang tidak bersifat meng-unggul-kan diri sendiri maupun orang lain.

Dalam otak, kita menyimpan beragam macam pikiran dan ingatan-ingatan. Sebagian diantaranya tentu saja berisi tujuan tujuan dalam hidup, target yang harus dicapai dalam sekian tahun, konstruksi kehidupan anda dalam jangka panjang, dan rencana-rencana lainnya yang (menurut saya) bersifat egoistis dan penuh ambisi kemenangan.

Lalu, bagaimana dengan hati?

Hati, yang dalam biologi dikatakan sebagai organ penetralisir racun dalam tubuh, sering di katakan sebagai sentral dari kehidupan. Hati yang berarti liver dalam bahasa indonesia dan Heart yang berarti jantung dalam bahasa inggris, memiliki fungsi yang berbeda. Tapi perasaan hati atau heart-feeling memiliki arti yang sama dalam aspek 'kejiwaan'

Kedua hal ini berfungsi kooperatif dalam membentuk pikiran-pikiran dalam setiap aktivitas kehidupan kita. Takaran 50 : 50 untuk hati dan otak adalah hal yang sangat ideal bagi setiap ide yang muncul untuk diwujudkan dalam kehidupan manusia.
Plan yang terbuat dari keseimbangan pemikiran manusia akan menghasilkan sebuah masterpiece yang siap untuk dikonsumsi.

Pertanyaannya, mudahkah menakar 50 : 50 antara hati (perasaan) dan otak (logika) dalam setiap
masterpiece yang akan anda luncurkan setiap harinya?

Otak manusia bekerja atas dua kata yang berarti besar, yaitu sinergi dan perulangan. Otak akan menghasilkan sebuah karya maksimal apabila telah terjalinnya sinergi (keselarasan) antara otak kiri dan kanan, dan telah dilakukannya perulangan akan bahan-bahan yang akan anda jadikan acuan untuk berpikir sehingga kepahaman akan sebuah ide itu meningkat.

Hati? Tidak memerlukan dua, atau bahkan satupun kata yang berarti besar!

Hati yang menghasilkan berbagai macam perasaan tidak membentuk suatu karya yang fenomenal berdasarkan sinergi dan perlangan,
melainkan berdasarkan kegiatan yang baru saja dilalui, masa lalu yang berarti, dan juga tujuan yang hampir sempurna dalam otak anda.

Contoh, pikirkan betapa bahagianya seorang calon pengantin wanita membayangkan pesta pernikahannya pada minggu selanjutnya, lalu bandingkan dengan perasaan seseorang yang ditinggal mati oleh calon suami/istrinya disaat pesta pernikahan mereka akan terlaksana dalam hitungan hari?

Prinsip otak yang selalu menciptakan karya setelah terlaksananya proses sinergi dan perulangan, seringkali terbentur oleh aktivitas hati dengan produknya yang berupa 'mood' atau 'perasaan'.

Beberapa hari terakhir, aktivitas saya di jejaring sosial Facebook dan Twitter mengisnpirasi saya utnuk mebuat notes ini, tentang pikiran yang tercipta dari logika dan perasaan.

Seringnya orang mengekspos kesedihan dalam bentuk kata-kata pada jejaring sosial menurut saya adalah seburuk-buruknya hal yang dilakukan orang yang sedang sedih.

Tentu, semua itu bergantung pada setiap individu. Apakah mereka orang yang melankolis, atau sanguinis? Sanguinis pun berhak untuk merasakan kesedihan, dan mungkin aktivitas 'buruk' tidak akan bergitu berdampak besar akan kebesaran hatinya, mungkin akan menjadi bahan lelucon yang asyik.

Namun, apa jadinya untuk orang yang melankolis? Sesuai prinsip kerja otak, sinergi dan perulangan. Semakin anda banyak mengulang dan bersinergi, maka ide dan sugesti itu akan semakin menancap kuat dalam pikiran anda, tanpa intervensi dari logika dan perasaan sekalipun!

ReTweet dalam Twitter oleh rekan-rekan anda akan membuat anda semakin sering membaca tulisan anda sendiri, walau pada akhirnya mungkin akan hilang karena terbatasnya jumlah huruf. Comment dan Post Wall dalam Facebook dari rekan-rekan anda pun bersifat sama dengan jejaring Twitter, membuat anda semakin sering mengulang kata kata negatif anda, karena perilaku sinergis anda terhadap berbagai macam pihak!

Orang bijak sering berkata, jangan pernah men-sugesti-kan sesuatu yang buruk agar hal itu tidak benar-benar terjadi.

Sialnya, seringkali sugesti itu akan terbentuk kuat seiring perilaku pikiran anda.

Bersyukurlah bila anda selalu menulis sesuatu yang positif dengan tanggapan yang positif pula, sehingga hasil dari ide-ide yang anda punya benar-benar merupakan masterpiece yang bernilai.

Note ini dibuat tanpa maksud mengurangi emansipasi saya terhadap peran hati dalam pikiran-pikiran anda. Hanya saja, akhir-akhir ini peran hati kerap kali terlihat lebih menonjol dalam jejaring sosial. Mohon maaf atas segala kekurangannya, terima kasih bila anda ikut membantu memberikan saran dan komentar yang membangun pada note ini.

Inspired by : Tony Buzan - Buku Pintar Mind Map

1 komentar: