Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 13 Juli 2010

Sukses 2 (Puas)


Sebelumnya, semoga anda yang hendak memulai membaca note saya kali ini telah membaca note saya yang berjudul Sukses (http://www.facebook.com/profile.php?id=1458466156&v=app_2347471856#!/note.php?note_id=397671532540) atau di halaman blog ini yang berjudul 'Sukses'. Belum baca juga tidak apa sih, hanyasaja dengan telah membaca note itu, anda dapat melakukan komparasi dengan note yang saya tulis dibawah ini. Selamat membaca khotbah!

Ketika kata 'Sukses' mem-booming di berbagai belahan dunia, entah dunia nyata, dunia maya, atau mungkin dunia gaib, tidak seorang pun dapat mendefinisikan dengan pasti apa yang dimaksud dari kata sukses tersebut. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pun hanya mengartikan kata sukses sebagai 'berhasil' dan 'beruntung'.

Setiap hari, nasihat dari orang tua seakan telah menjadi pelengkap setiap makan malam di rumah saya, yang mana hampir setahun belakangan ini berisikan nasihat untuk sukses dalam hidup dimasa yang akan datang. Ya, kata sukses itu selalu sayang dengar dari orangtua saya setiap malamnya walaupun bahasan yang mereka nasihatkan pada saya terkadang berbeda jalan cerita.

Sebagai contoh, kemarin saya memakan nasihat mengenai kuliah. Lalu hari ini saya memakan nasihat mengenai kehidupan berumah tangga kelak. Lalu hari hari berikutnya saya memakan nasihat mengenai agama, rezeki dalam keluarga, bahkan wanita. Semua bahasan berbeda tersebut tidak selamanya berkaitan antara satu dengan lainnya. Tetapi, kata sukses itu selalu ada dalam setiap makan malam saya.

"Success is a journey, not a destination." - Ben Sweetland

Menilik dari kalimat diatas, saya pikir itu ada benarnya. Usaha dan perjalanan dalam membentuk kehidupa n adalah salah satu nikmat untuk menikmati sukses yang akan dilahirkan kelak. Tapi, jika tidak menjadi tujuan, lalu apa tujuan itu sebenarnya?

Ustad pasti bilang, tujuannya masuk surga. Pedagang kaya bilang, tujuannya untung banyak beras laris manis. Gayus bilang, tujuannya gak ketahuan nilep duit rakyat walau akhirnya ketangkep juga. Suami bilang, tujuannya agar istri puas. Anak SMA bilang, tujuannya masuk UI ITB UGM UNPAD UNDIP UNS UNBRAW dan lain lain.

Ya, pada akhirnya segala tujuan itu bergantung pada setiap individu. Anehnya, semua tujuan bertujuan untuk sukses, tapi tujuannya beda-beda. Berarti, sukses adalah sebuah kata yang memiliki makna begitu luas dalam hidup.

Maka, kata 'Puas' adalah jawabannya.

Bapak saya bilang, harga diri laki laki terletak pada kemapanannya. Sepenuhnya benar dan saya tidak meragukannya sedikitpun. Laki laki sebagai pemimpin keluarga, maka mapan sudah harus menjadi tujuan hidupnya. Tapi, apakah sebuah keluarga tersebut dapat terbangun dengan baik apabila ada ketidakpuasan dalam berbagai hal di dalam lingkup keluarga itu? Saya pikir tidak.

Pernah mendengar atau melihat kehidupan seorang ustad yang pada kesehariannya 24/7 mengurus agamanya dan mesjid di sekitar rumahnya? Dalam cerita-cerita yang ada, sebagian dari mereka ada yang membuat lahirnya ketidakpuasan dalam keluarganya. Misal, terlantarnya keluarga karena kurang mapannya kehidupan mereka.

Lalu, bagaimana kehidupan seorang bussinessman kaya raya (bayangkanlah sosok Bento dalam lagu Iwan Fals) yang punya segalanya, kecuali agama dan keluarga? Saya pikir dia tidak puas dengan hidupnya.

Atau mungkin sosok Ariel Peterpen yang dalam konteks ini puas (katanya) meniduri puluhan artis nasional. Tapi apa ini sukses?

Sukses dipersempit dengan kata Puas. Ketika anda merasa puas, maka sukses ada ditangan anda. Apapun jadinya anda! Puas juga berarti kebahagiaan. Sukses? Terlalu rancu untuk diartikan sebagai kebahagiaan.

Segala kekurangan yang ada dalam diri anda, segala sesuatu yang menurut orang lain belum (atau bahkan tidak) sukses, bila ada kepuasan dan ucapan syukur disana, insyaallah menjadi jalan yang baik dan itulah sukses untuk anda.

Puas dalam hidup, bahagia dalam perjalanannya, maka sukses telah diraihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar