Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 11 Oktober 2011

Kosakata Mereka

Siapa Anda?


Ketika seseorang bertanya kepada anda demikian, jawaban apa yang akan anda berikan? Mungkin akan ada banyak pilihan dan itu seringkali melibatkan keadaan.


Jika yang bertanya adalah sahabat anda, pasti anda mengira dia bercanda. Jika yang bertanya adalah orang tua, bisa saja mereka menganggap anda adalah anak yang telah durhaka. Jika manusia tak dikenal yang bertanya, jelaslah hal wajar karena memang tidak saling kenal antara anda dan dia. (Maaf, penulis ini memang humornya jongkok)


Namun sebenarnya bukan hal itu yang dicari. Tapi kosakata pilihan yang sang penjawab berikan setelah dilemparkan sebuah pertanyaan. Tidakkah anda menyadari bahwa bisa begitu banyak macam jawaban yang bisa diberikan dari pertanyaan diatas yang hanya disusun oleh dua kata?


A: Siapa Anda?

B: Saya B


Itu versi simpel, mari tilik yang satu lagi.


A: Siapa Anda?

B: Saya orang keren yang easy-going


Dua hal berbeda kan? Satu lebih to the point, dan satu lagi lebih ke deskripsi personal secara singkat. Tapi, tidak ada yang bisa menyalahkan dua jawaban tersebut kan? Keduanya sama sama benar, sama sama menjelaskan siapa diri mereka.


Tapi dua jawaban dari satu pertanyaan ini menunjukan pemilihan kosakata yang menarik. Menunjukan kepribadian seseorang yang memang apa adanya. Kesampingkan penilaian baik dan buruk, tapi serously ini menunjukan sedikit sisi siapa mereka.


Contoh lebih real, buat anda yang remaja, coba tilik ketika ada teman yang berkata....

(Gunakan asumsi anda adalah seorang pria yang memiliki pacar bernama Susi. Dan anda memiliki seorang sahabat bernama Tono)


Tono: Mau kemana lo ntar malem?

Anda: Gatau, cabut paling sama cewe gue


Ok, contoh kedua


Tono: Pergi ga lo ntar malem

Anda: Gatau, gimana Susi kalo gue sih


Lagi, contoh ketiga


Tono: Malem kemana lo? Cabut sama cewe lo ga?

Anda: Iya palingan gitu sih

Terakhir nih, contoh keempat


Tono: Malem kemana lo? Susi lo ajak cabut ga ntar?

Anda: Gatau, ga ada duit nih gue


Pada dasarnya semua bukan merupakan problema dan tidak akan mengganggu hidup sebanyak ikan di samudera, tapi jelas setiap kata-kata menunjukan sesuatu yang tidak sama.


Kata ganti 'Susi' dengan 'cewe gue' atau 'cewe lo' merupakan hal kecil yang sama sekali tidak menggeser arti dari obyek yang bersangkutan. Tapi kenapa harus menggunakan kata ganti selagi bisa tidak diganti? Saya bukan jagoan tata bahasa, tapi seingat saya kata ganti dapat digunakan untuk menjelaskan lebih rinci mengenai sesuatu.


Lalu, apakah anda pikir bahwa si Susi itu akan sedih bila tau kalau anda hanya seringkali menyebut namanya, tanpa mengganti namanya dengan kata 'cewe gue' jika berbicara pada orang lain? Bisa ya, bisa juga tidak. Namun pikir ulang, buat apa juga dia sedih, dan buat apa juga dia senang? Toh tetap saja itu mengacu pada dirinya, kan? Lain hal bila objek yang di maksud telah mengalami pergeseran individu (artinya main serong, nyong!)


Hal ini pun terjadi di beragam pembicaraan dalam segala kepentingan bermasyarakat. Maksud-maksud rahasia, curhat, ejekan, pujian, hingga politik dan perbincangan bertopikkan mengenai keluarga seringkali menggunakan apa yang saya sebut sebagai fitur underground-talking.


Seingat saya, orang terlalu banyak bicara juga bukan sesuatu yang baik. Peribahasa mengatakan bahwa diam adalah emas. Walau emas sekarang lebih 'murah' karena seringkali diartikan sekedar 'warna', tapi tetaplah peribahasa itu menyampaikan kasta diam itu sungguh sungguh berharga. Tapi menurut saya sekarang ini dunia memang banyak bicara. Peribahasa tua yang kita tau sepertinya sudah dimakan usia, walau nilai nilai moral nya tetap ada. Singkatnya, diam itu tidak lagi berarti sebuah emas, tapi cukup menganut paham "Tak semua hal perlu dibicarakan".


Sebuah pilihan kata jelas menunjukan makna siapa diri kita, walau hanya kecil yang dibuatnya. Tapi anda jelas tidak menemukan hal yang lebih kecil untuk dapat digunakan melihat seperti apa manusia itu selain dari pilihan katanya walau sebagai sesama manusia sungguh kurang etis untuk saling menilai sesamanya.


Di lain hal, pilihan kosakata merupakan kemerdekaan dalam bersuara. Suka-suka anda, asalkan angan lupa tanggung jawab dan wibawa (juga maksud di dalamnya).

Sang Makna

Mulut untuk bicara

Dua suara, atau tiga

Pikirku, semua ada asa

Malu tuk ungkap semua

Semua? Hanya soal rasa

Yang diselimuti kata kata


Wajar saja

Itulah dunia, wahai manusia

Romansa untuk saya

Cukup diam tanpa kata

Dan lihat semua

Lalu? Lihat siapa yang juara

Raksasa Jumawa

1 September 2011. September ceria. Ya, banyak kepala memerintahkan mulut untuk berdoa agar mereka dapat menjalani kehidupan yang ceria di bulan ini. Saya? Sama dengan mereka, dan rutinitas yang saya lakukan setiap harinya juga tak lupa untuk dilakukan: buka timeline


Sebagian orang sangat anti terhadap twitter. Fergie berkata bahwa masih banyak hal yang dapat anda lakukan dengan manfaat yang lebih banyak daripada membuang waktu untuk twitter-an. Well, sepertinya beliau sedang nyepet pemilik akun @rioferdy5 yang memang memiliki kpentingan lebih dengannya.


Namun bagi saya, twitter adalah sebuah kicauan manusia yang (ok, harus diakuin) terkadang meracau secara kacau. Tapi, itu semua kembali kepada owner dari setiap akun-akun yang ada. Indra Herlambang mengatakan bahwa twitter itu dulunya indah sebelum ada istilah 'eh follback gue dong' dan lain sebagainya. Twitter sekarang menjadi ajang balap gap antara following dan followers. Seharusnya mereka sadar bahwa itu tidak memberi mereka uang, dan tidak pula dapat mengenyangkan isi perut mahasiswa yang belum sarapan.


Buat saya, twitter tetap berguna. Contohnya?


Goenawan Mohamad, pemiliki akun twitter @gm_gm, adalah inspirasi dari notes yang saya ketik ini. Dan sumpah, dia memberi inspirasi ini hanya dengan mengetik dua puluh kata!


"Ide awal dari mobil adalah utk bergerak cepat. Kini mobil adalah ruang utk bisa sedikit nyaman dalam keadaan tak bergerak"


Sehari sebelum tweet ini nongol di timeline saya adalah hari lebaran, yang juga H+1 lebaran, juga H-1 lebaran. Isi hari itu? Selain minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, hape yang tak berhenti berdering dengan sederet ucapan selamat lebaran, dan ada dua huruf 'M' penting yang tak boleh dilupakan: mudik dan macet.


Bukankah sebenarnya mudik itu melibatkan hubungan sakral antar manusia yang terikat dengan ikatan darah dan perkawinan? Adakah ikatan antara manusia dengan mobilnya? Manusia dengan motornya? Dapat dipahami bila disana terdapat hubungan antara manusia dengan moda transportasi, itu jelas. tapi transportasi yang mana?


Sebenarnya, tak hanya mudik untuk mencari contoh kecil dimana manusia menjadi raksasa. Disini kita dapat melihat jelas dimana manusia memanjang hingga hampir dua meter, memiliki berat seratusan kilogram, dan terlapisi oleh kulit fiber. Ya, itu adalah manusia motor.


Di lain kasus, manusia lainnya tumbuh hingga memiliki volume 12m³, dengan bemper pada setiap dengkul kakinya, juga cermin pada telinganya. Kali ini adalah makhluk bernama manusia mobil.


Maka jelas ketika dasarnya manusia menciptakan sebuah kendaraan untuk dapat bergerak lebih cepat, tetapi dengan penggunaan yang salah membuat penemuan ratusan tahun lalu yang terus berkembang ini menjadi sampah. Tak berpikirkah mereka bahwa dunia ini tetap pada ukuran yang sama? Bahkan diprediksi menyempit karena termakan oleh air di luar sana?


Saya juga bukan manusia sempurna yang begitu cinta dunia hingga tidak menggunakan kendaraan untuk aktivitas kemana-mana. Tapi saya berusaha untuk mengurangi ke-eksklusivitas-an dalam berkendara. Mungkin jujur saja bukan karena saya cinta dunia, tapi ekonomi tidak mendukung saya untuk berfoya-foya. Ya, saya masih mahasiswa.


Maka lain halnya bagi mereka, para bapak yang bekerja atas nama cinta keluarga dan negara, yang membawa tiga kursi kosong kemana-mana, padahal ia tau bahwa kursi-kursi tersebut harus senantiasa dibersihkan walau tanpa penghuni. Luar biasa kan manusia ini?


Merekalah para raksasa dunia. Mereka yang tidak memanfaatkan transportasi umum yang ada. Mereka yang dengan senang hati memperbesar ukuran 'badan' mereka dan menari indah di ruas ruas jalan ibukota. Mereka adalah superstar. Tak percaya? Lihatlah, bukankah mereka sampai rela membayar pantat orang untuk duduk di kursi kosong yang mereka bawa kemana-mana hanya untuk melewati sebuah jalan dengan sebuah aturan yang diciptakan pemerintah demi efesiensi mobilitas manusia dan menekan angka kemacetan dalam kota?


Tweet @gm_gm berikutnya ialah: "Makin banyak orang mampu mencari tempat yang sepi -- dan menemukannya sudah tak bisa sepi lagi."


Saya adalah pengguna sepeda motor setiap harinya. Saya mengerti betapa banyaknya sepeda motor yang ada saat ini. Kemudahan memperoleh kuda besi tersebut bahkan mengalahkan kemudahan untuk memperoleh kuda sungguhan yang diciptakan Tuhan. Hingga saya terkadang kesal dengan fasilitas parkiran motor yang sangat tidak menghargai harga motor tersebut....


Wajarkah keluhan saya tersebut? Wajar, mengingat tidak terjaminnya motor anda dari baret gaib yang terkadang ujug-ujug ada.


Namun dengan mengeluh begitu, berarti anda menganggap wajar banyaknya tempat luas yang diciptakan hanya untuk parkiran kendaraan. Ketika parkiran menjadi bisnis yang menggiurkan, maka benar bahwa tempat sepi telah menjadi ramai. Ramai oleh para raksasa...


Negara kita memang masih kelas dua dalam hal moda transportasi umum dan kurang memberi kenyamanan dan keamanan di dalamnya. Namun, ada baiknya anda berusaha mengurangi apa yang bisa anda kurangi. Mungkin dengan membuka nebeng.com? Bukan promosi, karena tak satupun adminnya adalah keluarga saya. Tapi sumpah ini adalah gerakan yang peduli lingkungan.


Ataukah ada diantara kalian yang mampu memperbesar bumi ini? Let's try!