Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 11 Oktober 2011

Raksasa Jumawa

1 September 2011. September ceria. Ya, banyak kepala memerintahkan mulut untuk berdoa agar mereka dapat menjalani kehidupan yang ceria di bulan ini. Saya? Sama dengan mereka, dan rutinitas yang saya lakukan setiap harinya juga tak lupa untuk dilakukan: buka timeline


Sebagian orang sangat anti terhadap twitter. Fergie berkata bahwa masih banyak hal yang dapat anda lakukan dengan manfaat yang lebih banyak daripada membuang waktu untuk twitter-an. Well, sepertinya beliau sedang nyepet pemilik akun @rioferdy5 yang memang memiliki kpentingan lebih dengannya.


Namun bagi saya, twitter adalah sebuah kicauan manusia yang (ok, harus diakuin) terkadang meracau secara kacau. Tapi, itu semua kembali kepada owner dari setiap akun-akun yang ada. Indra Herlambang mengatakan bahwa twitter itu dulunya indah sebelum ada istilah 'eh follback gue dong' dan lain sebagainya. Twitter sekarang menjadi ajang balap gap antara following dan followers. Seharusnya mereka sadar bahwa itu tidak memberi mereka uang, dan tidak pula dapat mengenyangkan isi perut mahasiswa yang belum sarapan.


Buat saya, twitter tetap berguna. Contohnya?


Goenawan Mohamad, pemiliki akun twitter @gm_gm, adalah inspirasi dari notes yang saya ketik ini. Dan sumpah, dia memberi inspirasi ini hanya dengan mengetik dua puluh kata!


"Ide awal dari mobil adalah utk bergerak cepat. Kini mobil adalah ruang utk bisa sedikit nyaman dalam keadaan tak bergerak"


Sehari sebelum tweet ini nongol di timeline saya adalah hari lebaran, yang juga H+1 lebaran, juga H-1 lebaran. Isi hari itu? Selain minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, hape yang tak berhenti berdering dengan sederet ucapan selamat lebaran, dan ada dua huruf 'M' penting yang tak boleh dilupakan: mudik dan macet.


Bukankah sebenarnya mudik itu melibatkan hubungan sakral antar manusia yang terikat dengan ikatan darah dan perkawinan? Adakah ikatan antara manusia dengan mobilnya? Manusia dengan motornya? Dapat dipahami bila disana terdapat hubungan antara manusia dengan moda transportasi, itu jelas. tapi transportasi yang mana?


Sebenarnya, tak hanya mudik untuk mencari contoh kecil dimana manusia menjadi raksasa. Disini kita dapat melihat jelas dimana manusia memanjang hingga hampir dua meter, memiliki berat seratusan kilogram, dan terlapisi oleh kulit fiber. Ya, itu adalah manusia motor.


Di lain kasus, manusia lainnya tumbuh hingga memiliki volume 12m³, dengan bemper pada setiap dengkul kakinya, juga cermin pada telinganya. Kali ini adalah makhluk bernama manusia mobil.


Maka jelas ketika dasarnya manusia menciptakan sebuah kendaraan untuk dapat bergerak lebih cepat, tetapi dengan penggunaan yang salah membuat penemuan ratusan tahun lalu yang terus berkembang ini menjadi sampah. Tak berpikirkah mereka bahwa dunia ini tetap pada ukuran yang sama? Bahkan diprediksi menyempit karena termakan oleh air di luar sana?


Saya juga bukan manusia sempurna yang begitu cinta dunia hingga tidak menggunakan kendaraan untuk aktivitas kemana-mana. Tapi saya berusaha untuk mengurangi ke-eksklusivitas-an dalam berkendara. Mungkin jujur saja bukan karena saya cinta dunia, tapi ekonomi tidak mendukung saya untuk berfoya-foya. Ya, saya masih mahasiswa.


Maka lain halnya bagi mereka, para bapak yang bekerja atas nama cinta keluarga dan negara, yang membawa tiga kursi kosong kemana-mana, padahal ia tau bahwa kursi-kursi tersebut harus senantiasa dibersihkan walau tanpa penghuni. Luar biasa kan manusia ini?


Merekalah para raksasa dunia. Mereka yang tidak memanfaatkan transportasi umum yang ada. Mereka yang dengan senang hati memperbesar ukuran 'badan' mereka dan menari indah di ruas ruas jalan ibukota. Mereka adalah superstar. Tak percaya? Lihatlah, bukankah mereka sampai rela membayar pantat orang untuk duduk di kursi kosong yang mereka bawa kemana-mana hanya untuk melewati sebuah jalan dengan sebuah aturan yang diciptakan pemerintah demi efesiensi mobilitas manusia dan menekan angka kemacetan dalam kota?


Tweet @gm_gm berikutnya ialah: "Makin banyak orang mampu mencari tempat yang sepi -- dan menemukannya sudah tak bisa sepi lagi."


Saya adalah pengguna sepeda motor setiap harinya. Saya mengerti betapa banyaknya sepeda motor yang ada saat ini. Kemudahan memperoleh kuda besi tersebut bahkan mengalahkan kemudahan untuk memperoleh kuda sungguhan yang diciptakan Tuhan. Hingga saya terkadang kesal dengan fasilitas parkiran motor yang sangat tidak menghargai harga motor tersebut....


Wajarkah keluhan saya tersebut? Wajar, mengingat tidak terjaminnya motor anda dari baret gaib yang terkadang ujug-ujug ada.


Namun dengan mengeluh begitu, berarti anda menganggap wajar banyaknya tempat luas yang diciptakan hanya untuk parkiran kendaraan. Ketika parkiran menjadi bisnis yang menggiurkan, maka benar bahwa tempat sepi telah menjadi ramai. Ramai oleh para raksasa...


Negara kita memang masih kelas dua dalam hal moda transportasi umum dan kurang memberi kenyamanan dan keamanan di dalamnya. Namun, ada baiknya anda berusaha mengurangi apa yang bisa anda kurangi. Mungkin dengan membuka nebeng.com? Bukan promosi, karena tak satupun adminnya adalah keluarga saya. Tapi sumpah ini adalah gerakan yang peduli lingkungan.


Ataukah ada diantara kalian yang mampu memperbesar bumi ini? Let's try!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar