Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 13 Juli 2010

When Apple and Blackberry Were Just Fruits


Saya pernah membaca status facebook seseorang yang bertuliskan 'life is much easier when apple and blackberry were just fruits'. Siapa yang setuju?

Pada dasarnya saya tidak bisa menilai secara bijak sepenuhnya karena saya bukanlah seorang pengguna Blackberry. Adapun produk Apple yang saya miliki adalah IPod, yang tidak memiliki kemampuan untuk koneksi pada pasar maya sosial.

Dalam sudut pandang saya, teknologi memang sangat berperan dalam penyempitan kehidupan dan mendekatkan segalanya, bahkan yang tidak diharapkan untuk dekat.

Seorang rekan pernah mengeluhkan adanya fitur sebuah jejaring sosial yang dapat selalu meng-update posisi dimana dia berada (tepatnya posisi blackberry nya). Walau ada opsi untuk mematikan fitur tersebut, itu hanya membuat pertanyaan besar bagi pacarnya yang berada belasan kilometer dari posisi dimana dia berada. Mungkin rasanya seperti dilacak di medan perang ya, karena di sms-in bawel sama pacar aja setengah mati gila-nya.

"Kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa" ----> kata Andika Kangen 'Alay' Band

Mungkin problema yang ada juga didasari pada para objek yang ada, setuju?

David Beckham yang katanya jauh lebih pintar dari Posh diberitakan membantu anak anaknya mengerjakan PR dirumahnya di Los Angeles, ketika David bermain untuk AC Milan, dengan Skype. Tentunya Victoria sangat senang dengan hal ini. Teknologi mendekatkan peran ayah yang ribuan kilometer jauhnya.

Teknologi pada hal lain juga memudahkan para remaja untuk melakukan pendekatan pada pujaan hatinya. Benarkah? Ya, karena saya merasakannya sendiri. Walau pada akhirnya saya juga merasakan betapa sulitnya mempertahankan hubungan dan memperluas pertemanan dengan jaringan sosial ini semua.

Menyempitkah hidup dengan teknologi? Secara harfiah tentu tidak, karena membuat semuanya terasa luas, besar, dan ramai. Namun sisi lain menyatakan bahwa ini semua membuat sempitnya ruang pribadi setiap individu. Sempitnya hidup dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar