Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 13 Juli 2010

Pelajaran SD loh...

Semua pasti pernah SD kan? Tentunya pernah mendapatkan pelajaran Ppkn (sebelum berganti menjadi Pkn) yang isi materinya sangat menggelikan.

Budi jatuh dari sepeda, yang seharusnya kita lakukan adalah sikap....
a. tenggang rasa
b. tolong menolong
c. acuh tak acuh
d. budi pekerti

Pokoknya mah cemen lah soalnya, semua juga pasti tau itu. Ilmu dasar kehidupan yang sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan keseharian.

Ada satu macam pertanyaam yang sering ditekankan pada murid-murid mengenai kelayakannya untuk ditanyakan pada seseorang...

Besaran gaji seseorang.

Pelajaran Agama Islam pun sering menjabarkan betapa kurang etisnya menanyakan hal tersebut, apabila tidak begitu penting bagi sang penanya. Setuju?

Oke, next topic ya. Terkait UU BHP yang ditolak pemerintah karena dinilai dapat membangun sejarah lama dimana
hanya segelintir orang berpangkat dan berjabatan tinggi yang dapat mencicipi bangku sekolah (Kemitraan ITB?)

Ujian Mandiri hampir seluruh perguruan tinggi meminta kita untuk menyertakan besaran gaji orang tua. Buat apa? Ya biar dia tau kite bisa bayar berape...Save it to your brain.

Hampir semua perguruan tinggi pun secara gamblang menjelaskan bahwa tidak adanya faktor luar (termasuk dari uang besaran sumbangan) yang bisa menentukan masuk tidaknya seseorang, lolos tidaknya seseorang terhadap suatu ujian mandiri tersebut.

Lucunya, kita (oleh beberapa tempat) dipersilahkan untuk memilih secara mandiri pula berapa besarnya uang yang akan kita bayarkan.

Lamun bener teu penting mah kunaon atuh urang teh tiasa milih sangeunah hate keur eta sumbangan? Aneh pisan

Udah jadi rahasia umum kalau jalan tembus pendidikan ini semakin gamblang. Pola kebiasaan berusaha dibentuk oleh para universitas yang menjual nama besarnya.

Ingat, sebuah kalimat di pembukaan UUD 1945. "Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia." Negara bersumpah loh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, disamping fakta universitas negeri ada yang tidak kalah mahal dengan swasta.

Tapi, yasudahlah. Saya memang ada di angkatan 2010, mau tidak mau harus bersaing dengan fakta yang ada. Toh saya pun belum sukses mendapatkan pelabuhan untuk kebun bambu yang baru.

Semoga sukses ya. Bukan maksud ceramah atau lainnya (bila Erick dan Belagar baca) hanya sekedar intermezo.

Ciao

Tidak ada komentar:

Posting Komentar