Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Selasa, 13 Juli 2010

Sukses


Sukses. Satu kata yang bener bener laku setahun belakangan ini. Setiap hari selalu ada kawan saya yang berulang tahun, dan sepertinya selalu terdapat kata 'sukses' dalam ucapan selamat dari kawan lainnya.

"
Happy birthday yaaa, sukses selalu!"

Familiarnya tiada tara, khususnya setahun belakangan ini.

Sebenarnya ada apa dibalik makna 'sukses' yang sering diucapkan? Apa itu mendoakan agar kita senantiasa dilindungi Allah, segera dapat kuliah, atau sekedar basa basi tanpa arti khusus?

Kayaknya, yang udah dapet kuliah juga di doain biar selalu sukses. Dan sukses yang dimaksud sepertinya jauh dari embel embel lain selain kebahagiaan dalam hidup.

Sedikit mengulik dunia perkuliahan, karena saya pun belum punya tempat kuliah, satupun belum, karena satu dibuang dan insyaallah akan tumbuh satu lainnya yang lebih baik.

Ketika seorang rekan yang baru saja menjadi single berkata bahwa UGM adalah universitas nomor satu, dan tentu ia tidak perlu mencari yang lain jika UGM telah ditangan. Sukses?

Dan ketika saya mendenar cerita dari seorang kawan lainnya, yang mengikuti empat kali tes universitas berbeda dan seluruhnya diterima, apa itu juga sukses?

Lalu bagaimana dengan cita-cita menjadi seorang koruptor yang sukses?

Dan juga pilihan seseorang untuk membuang Universitas Indonesia karena jurusan yang menurutnya kurang prospektif? Apa itu membuang kesuksesan?

Menilik seorang awaketum yang menyemangati saya ketika gagal masuk UGM, ia berkata 'slow sal masih banyak jalan menuju sukses! ahahahaha'. Maka saya berpikir bahwa sukses bukanlah di Jogja, tapi di tempat lain juga bisa. Serendah itulah pemikiran saya kala itu.

Sukses memiliki banyak jalan, dan jalan jalan itulah yang harus kita pilih secara cermat dan bijak. Tidak semua orang sukses lahir dari PTN favorit, dan semua orang sukses bila senang hidupnya. Bila anda rangkai kedua kalimat ini dengan Diagram Venn, maka anda tidak akan dapat membentuk irisan diantara keduanya. It means nothing relation between this.

Hidup senang dengan tidak menjadi sampah masyarakat, yang bisa menyebabkan terbuangnya anda dari lingkup masyarakat intelek, adalah jalan terbaik.

Some man just wanna watch the world burned, and you will find them when you face the real world. they are parasitic man.

Text ini disadur dari karangan saya sendiri ketika USM Terpusat ITB 2010 hari pertama. Tentunya dengan berbagai modifikasi terbaru. Semoga tanggal 10 Juni 2010 semua yang mencoba, dapat hidup di jalan Ganeca.

Extention :
Jika anda berfikir bahwa kemungkinan sukses menjadi lulusan bukan dari PTN favorit itu kecil, maka pikirkanlah seberapa besarnya dan seberapa mudahnya anda berjuang untuk PTN favorit.

Sepertinya berimbang, bukan? Anda berusaha menjadi 1 dari ratusan pesaing, jika anda merasa bisa, mengapa anda merasa takut menjadi 1 orang sukses dari ribuan orang lulusan PTN non-favorit atau swasta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar