Dunia itu dua suara, tersurat dengan banyak pena kekuasaan

Sabtu, 21 Agustus 2010

Positif dan Kepercayaan


Kehidupan menggiring kita ke arah yang lebih kompleks setiap harinya, entah itu dalam hitungan tahun, hari, bahkan menit sekalipun.

Benarkah? Sebagian orang yang merasa hidupnya sangat kompleks dan rumit detik ini mungkin berharap banyak akan keringanan yang akan diberikan oleh Tuhan untuk hari esok yang akan dia hadapi. Sebagian orang yang menjalani detik ini dengan rasa senang dan ringan beban mungkin berasal dari kehidupan yang sesungguhnya mereka anggap rumit pada hari sebelumnya.

Maka tidak semua orang meyakini bahwa hidup selalu bertambah kompleks setiap detiknya.

Pada dasarnya, setiap waktu yang kita habiskan selalu didasari oleh kemampuan berfikir otak, baik dengan logika dan penalaran murni. Sebagian lainnya didasari oleh kata hati, yang berasal dari jiwa.

Pikiran apa? Semua pikiran positif lah yang membawa anda menjalani hidup terasa ringan, dan semakin baik setiap detiknya. Walau terasa berat untuk dijalani, tetapi ringan dihati. Walau terasa buruk di muka, tetapi baik di jiwa.

Lebih jauh, apa yang membuat anda dapat berfikir secara positif, yang menjadikan segala ke-kompleks-an hidup anda menjadi ringan? Kepercayaan adalah kunci utamanya.

Ibu saya menanamkan beragam akar-akar kehidupan dalam diri saya sejak kecil, salah satunya pemahaman akan apa definisi dari kepercayaan (menurut dia) dan juga penggunaannya dalam kehidupan.

Beliau berkata, bahwa
percaya harus dilandasi rasa yakin. Yakin dulu baru percaya, itu intinya. Maka, jika kita tidak yakin, jangan umbar kata 'percaya' pada siapapun! Keyakinan itu dapat diraih apabila kita telah memiliki prinsip dalam segmen yang dibicarakan atau data yang mampu bersaing dengan kenyataan yang anda hadapi.

Jika tidak, maka contoh buruk utama yang familiar ialah para pelaku pem-bom-an di Indonesia, yang saya pikir mereka adalah korban pencucian otak karena tidak punya data acuan sebelum dicuci otaknya.

Contoh baiknya? Segeralah tonton film 'Salt' di bioskop terdekat dan temukanlah jalan pikiran Ev yang sebenarnya tidak ingin diperalat total untuk tujuan penghancuran Amerika Serikat.

Beliau pun berkata bahwa jangan pernah menaruh rasa percaya
full one-hundred persent (100%) pada seseorang, apalagi kepada banyak orang. Simpan sebagian rasa ketidakpercayaan itu dalam diri, sebagai modal moral untuk bangkit apabila dikecewakan, dan modal besar untuk membangun jalan pikiran secara akal sehat setelah terjadi crash yang tentunya tidak kita harapkan. Misal, dikecewakan oleh kekasih, atau bahkan merasa diingkari janji oleh orangtua kita sendiri.

Jalan-jalan pikiran seperti ini sebenarnya telah diterapkan di beberapa sektor kehidupan tanpa kita sadari.

Contoh, pernahkan anda membayangkan seorang detektif yang terjun dalam kasus pembunuhan ibunya, lalu mendapati bukti bahwa bapak kandungnya lah yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut. Beberaoa persen ketidakpercayaan pada setiap individu itulah yang menolong sang detektif untuk memecahkan kasus dan 'tega' serta siap menangkap sang ayah yang menjadi pelaku.

Tokoh Chinmi dalam komik Kungfu Boy pernah berkata bahwa,
'Kepercayaan itu tidak bisa dibuat, tetapi dilahirkan'

Itulah apa yang dinamakan prinsip hidup, yang kita gunakan untuk menyerang dan bertahan terhadap segala sesuatu yang mungkin dapat terjadi. Toh, Agama Islam pun mengajarkan bahwa iman adalah sentral dari agama itu sendiri bukan? Iman yang berarti yakin dan percaya.

Setelah yakin dan percaya, maka anda dapat mencerna segala input yang ada, lalu tentukan mana yang positif untuk kehidupan esok hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar